Meskipun saham memiliki potensi untuk memberikan imbal hasil yang signifikan, ada banyak investor yang mendekatinya dengan pola pikir yang salah—menganggap saham seperti judol yang hanya mengandalkan keberuntungan. Fenomena ini sering kali terjadi pada pemula yang ingin meraih cuan cepat tanpa memahami prinsip dasar investasi saham yang sesungguhnya.
Salah satu alasan mengapa saham sering dianggap seperti judol adalah kecenderungan beberapa orang untuk terlibat dalam trading jangka pendek, atau yang biasa disebut "trading spekulatif". Mereka membeli dan menjual saham berdasarkan rumor, tren pasar, atau perasaan sesaat tanpa melakukan analisis yang mendalam. Dengan cara ini, mereka berharap bisa meraih keuntungan besar dalam waktu singkat, padahal saham seharusnya dilihat sebagai investasi jangka panjang yang memerlukan riset dan strategi matang.
Selain itu, ketidaktahuan tentang manajemen risiko juga menjadi penyebab utama mengapa saham sering dianggap seperti judol. Banyak investor yang nekat mengambil posisi besar dalam saham hanya karena faktor "FOMO" (fear of missing out) atau ketakutan ketinggalan kesempatan. Mereka tidak memperhitungkan mimpi 44 risiko yang ada, bahkan terkadang berinvestasi lebih dari kemampuan finansial mereka. Padahal, investasi yang cerdas adalah yang dilakukan dengan perencanaan yang baik, menjaga emosi, dan disiplin mengikuti strategi yang telah ditentukan.
Perbedaan utama antara saham dan judol terletak pada aspek perhitungan risiko dan imbal hasil yang lebih terukur dalam saham. Dalam dunia saham, ada analisis fundamental dan teknikal yang dapat membantu investor memahami kondisi pasar dan kinerja perusahaan, yang bisa digunakan untuk merencanakan langkah selanjutnya. Di sisi lain, judol mengandalkan faktor keberuntungan yang tidak bisa diprediksi, dengan hasil yang serba acak dan tidak dapat diandalkan untuk memperoleh keuntungan jangka panjang.
saham bukanlah tempat untuk mencari "keuntungan cepat" seperti dalam judol. Agar sukses di pasar saham, dibutuhkan pendekatan yang terukur dan strategi investasi yang cermat. Dengan memahami analisis pasar dan memiliki manajemen risiko yang baik, investor dapat meminimalkan kerugian dan meraih keuntungan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk membedakan saham sebagai instrumen investasi rasional dan judol sebagai bentuk perjudian yang bergantung pada faktor keberuntungan semata.